Senin, 03 September 2012

Tips skutik biar kenceng tanpa Bore Up

Mau upgrade performa skutik tanpa bore up? "Trik paling diminati adalah meniru teknik upgrade performa pada motor jenis bebek,” ujar Ditto Watt, mekanik bengkel 5758 Motorcycle di Jl. Samoja, Kosambi, Bandung. Untuk urusan upgrade tanpa bore-up, biasanya pengerjaan lebih banyak terkonsentrasi pada silinder head. Kelar bagian atas, baru setingan menjalar ke bagian lain. Mau tau lengkapnya?

Roller

Menurunkan bobot roller jadi langkah untuk menyelaras­kan setingan upgrade performa non bore-up yang sudah dibuat. Enggak perlu terlalu banyak penurunan bobot roller-nya. Cukup lebih ringan 2 gram dari roller standar bawaan skutik

Noken As

Buka tutup klep juga mesti disesuaikan. Untuk hal tersebut, langkah paling mudah adalah dengan mengganti noken as standar dengan yang racing. “Itu rumus sederhana bagi mereka yang pakai Yamaha Mio. Buat pengguna Honda BeAT, treatment-nya bisa lebih sederhana lagi,” jelas Ditto. Masih kata Ditto, cukup setel ulang kerenggangan klep. Dengan fuller gauge, setting ulang klep inlet pada angka 0,15-0,20 mm dan bagian exhaust dibikin rapat (0,07-0,1 mm).

Porting

Dalam kondisi yang masih standar dinding pada lubang inlet maupun exhaust, teksturnya seperti kulit jeruk. Oleh mekanik hal tersebut dianggap sebagai penghambat alur gas masuk maupun keluar. Supaya proses masuknya bahan bakar ke ruang bakar dan proses keluarnya jadi lancar, bagian tersebut mesti dibuat halus dan rata. Untuk proses menghaluskan dan meratakan, biasanya mekanik melakukan teknik porting

Knalpot

Dengan metode non bore-up untuk upgrade performa skutik, enggak mengharuskan pakai knalpot racing. Namun agar proses pembuangannya lebih lancar, knalpot bawaan motor mesti dimodifikasi. “Bila enggak mau knalpot standar pabrik yang diobok-obok, bisa juga dilakukan ganti knalpot aftermarket yang standar bobok,” kata ayah 1 anak itu.

Spuyer

Seting ulang spuyer, tergantung dengan keinginan dari si pengguna skutik tersebut. Bila masih ingin mempertahankan penggunaan filter udara, maka setingan spuyernya dibuat kering. Tapi bila maunya open filter, mau tidak mau perbandingan spuyernya dibuat basah. “Soal berapa angka ukuran spuyernya, mesti trial and error. Enggak bisa 1 perbandingan main jet dan pilot jet, bisa dipakai pada semua skutik,” terang Ditto.

Kompresi 

Meningkatkan rasio kompresi pada mesin skutik, akan membuat power meningkat. Begitu gas dibuka, peningkatan mesin skutik yang perbandingan kompresinya dinaikkan terasa dari rpm bawah sampai atas. “Buat Yamaha Mio yang pistonnya cekung, cara menaikkan kompresinya bisa dengan melakukan papas silinder head. Enggak usah banyak-banyak, untuk skutik harian cukup 1-1,5 mm saja,” terang Ditto. Sementara itu buat pengguna Honda BeAT, untuk menaikkan rasio kompresi bisa dengan mengganti piston. Cukup masukkan piston Honda Vario yang berkubah jenong
Tiga Cara Tepat Meningkatkan Tenaga Motor dengan Bore Up  
Selama ini tak sedikit di antara pemilik sepeda motor yang meningkatkan tenaga tunggangan mereka dengan bore up. Caranya, dengan mengganti ukuran piston agar volume bahan bakar dan udara yang disemprotkan ke ruang bakar bertambah besar.

Walhasil, pembakaran semakin sempurna dengan perbandingan rasio kompresi yang tinggi. Cara seperti itu dipilih banyak modifikator dan pemilik sepeda motor. Pasalnya, selain praktis, ongkos yang harus dikeluarkan juga lebih murah.

Hanya, tidak sedikit pula yang tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Selain tenaga tidak meningkat drastis, juga menyimpan potensi bahaya.

"Tenaga memang meningkat, tetapi hanya 20-30 persen. Padahal kalau caranya tepat, tenaga bisa meningkat 50-70 persen. Selain itu kalau tidak tepat mesin justru rusak," papar Setyawan, mekanik Awan Motor, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (15/3).

Lantas apa saja yang harus diperhatikan? Langkah apa yang harus dilakukan? Berikut tips dari Setyawan.

1. Pastikan diameter silinder sesuai
Satu hal yang wajib diperhatikan sebelum melakukan bore up adalah memastikan batas maksimum diameter silinder  bila diperbesar. Teknik bore up ada dua macam, yaitu bore up dengan silinder orisinal yang diperbesar diameternya.

Teknik kedua dengan mengganti liner silindernya. Jika ingin mengganti liner silinder, maka perlu diperhatikan batas aman bore up, sehingga tidak ada komponen atau bagian lain dari mesin yang harus dikorbankan sia-sia demi memperbesar silinder.

"Hal itu penting diperhatikan karena masing-masing jenis maupun merek sepeda motor memiliki ketebalan yang berbeda," kata Setyawan.

Bila diameter silinder tidak memungkinkan untuk diperbesar dan dipaksakan, bukan tidak mungkin akan jebol. Tentu hal itu sangat membahayakan.

2. Hitung kembali kapasitas mesin

Setelah memastikan ketebalan silinder yang memungkinkan untuk diperbesar, langkah selanjutnya adalah menghitung ulang kapasitas isi mesin atau cc mesin motor. Lakukan penghitungan - tentunya minta tolong orang yang ahli atau paham mesin - berapa besar volume ruang bakar yang ada.

Kemudian, hitung hingga seberapa besar kemampuan ruang tersebut bila dilakukan peningkatan kapasitas. "Selama ini, yang umum para modifikator melakukan penambahan mulai 0,25 milimeter (mm) hingga 1 mm," terang Setyawan.

Langkah ini harus dilakukan ekstra hati-hati dan cermat. Pasalnya bila serampangan, maka kapasitas ruang bakal justru berukuran terlalu besar. Akibatnya, ruang pembakaran menghasilkan suhu panas yang berlebihan, sehingga piston macet atau bahkan blok silinder pecah.

Bila hal itu terjadi maka motor akan berhenti tiba-tiba saat dipacu kencang dan terpelanting. Mesin pun terbakar dan bisa menjalar ke seluruh bagian kendaraan itu.

3. Hitung kembali secara cermat rasio panas mesin dan kompresiSetelah kedua langkah dilakukan dan mekanik atau modifikator menyatakan oke,langkah selanjutnya adalah menghitung rasio panas mesin dan rasio kompresi. Maksudnya mengetahui secara persis berapa tekanan dalam ruang pembakaran dibanding kecepatan asupan bahan bakar, turbulensi udara, campuran antara udara dan bahan bakar yang ideal.
"Tekanan kompresi adalah tekanan efektif rata-rata yang terjadi di ruang bakar tepat di atas piston," tandas Setyawan.

Bila tekanan kompresi dan tekanan panas yang ideal di mesin - biasanya bengkel besar menggunakan alat ukur compression gauge untuk mengetahuinya - telah diketahui, dan memungkinkan untuk dilakukan bore up maka mekanik bisa melakukannya.

Ukuran ideal tingkat panas dan kompresi untuk masing-masing jenis dan merek motor berbeda-beda. Pabrikan biasanya memberikan batasan dengan mencantumkan ukuran Titik Mati Atas (TMA) dari tingkat panas ruang bakar, dan mencantumkan tingkat kompresi mesin di buku manual.

Ingat, ruang bakar yang terlalu besar dari standar yang ditetapkan oleh pabrik juga tidak akan bagus. Selain boros juga menimbulkan panas yang terlalu tinggi sehingga piston macet dan blok silinder pecah atau jebol.

Selama ini para modifikator untuk motor balap di jalanan kerap memangkas kepala piston untuk meningkatkan kompresi mesin. Besarannya bervariasi, untuk motor dua tak biasanya 1-2 mm, dan motor empat tak 0,5-1mm.

 
(Sumber: www.tempo.co/)
BBM atau bensin mau naik? Lantas banyak yang ogah main bore up. Padahal bore up malah bikin hemat. Seperti pernah MOTOR Plus tulis sekaligus buktikan. Lewat pengujian penggunaan BBM sebelum dan sesudah bore up.

Paling pertama, pernah MOTOR Plus menguji Yamaha Nouvo yang dibore up. Standarnya 113 cc dibikin jadi 155,6 cc plus dibarengi dengan penggunaan klep besar. KLep menggunakan punya Honda Sonic jadi 28 mm in dan 24 mm ex.

Hasilnya efisiensi bisa didapat. Kondisi standar sebelum bore up, pemakaian bensinnya satu liter terpakai 32 km. Sesudah volume silinder jadi buncit malah bisa mencapai 34 km/liter. Jarak tempuhnya malah lebih jauh sekitar 2 km.

Lantas belum lama, MOTOR Plus juga pernah menguji bore up di matic Honda. Ketika itu jajal di Honda BeAT yang asalnya 110 cc jadi 130 cc.

Cukup menggunakan paket bore up yang dijual instan. Artinnya pemilik motor tinggal pasang karena sudah dijual satu set sudah dapat blok, seher dan paking.

Dari hasil pengetesan, kondisi bore up lebih jauh sekitar 1 km. Dalam kondisi digeber konstan dan melewati rute dan pemakai motor yang sama.

Alasan bore up lebih hemat memang masuk akal. Apalagi di motor matic. Untuk berakselerasi butuh lebih menggerung atau banyak selip di CVT karena power yang pas-pasan.

Namun begitu bore up, power yang dihasilkan lebih mantap. Langsung loncat. Tidak banyak selip ketika akselerasi. Sehingga tidak banyak bensin terbuang.

Di motor standar juga terbukti. Supra X125 bisa lebih efisien dibanding Supra X 100 cc. Karena ketika akselerasi lebih spontan.